SAMBAS.
Indonesia memiliki
keanekaragaman sumber daya alam yang sangat melimpah ruah, wilayah hutan
tropisnya terluas ketiga di dunia, dengan cadangan minyak, gas alam, tembaga,
dan mineral lainnya. Negeri kita ini telah dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa
dengan limpahan pesona yang sangat elok. Indonesia sangat layak untuk disebut
sebagai surga katulistiwa yang ribuan pulaunya membentang dari Sabang sampai
Merauke.
Salah satu keanekaragaman sumber
daya alam hutan yang dimiliki oleh Indonesia adalah Tanaman Gaharu. “GAHARU”
adalah salah satu komuditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) komersial yang
bemilai jual tinggi. Bentuk produk gaharu merupakan hasil alami dari kawasan
hutan berupa cacahan, gumpalan atau bubuk. Selain dalam bentuk bahan mentah
berupa serpihan kayu, juga diproses dengan penyulingan yang dapat menghasilkan
minyak atsiri gaharu yang juga bemilai jual tinggi. Cairan ekstrak ini kabarnya
mencapai nilai jual lebih dari USD 30.000 atau Rp. 300.000.000,-/liter tahun
2010 namun data terbaru 2011 sudah masuk di angka Rp400.000.000,-/liter.
Sementara harga I batang pohonnya bisa mencapai ribu-an dollar per kilo nya.
Gaharu banyak digunakan sebagai bahan farfum, obat-obatan dan bahan dupa.
Berdasarkan data kemenhut ,Kebutuhan
gaharu dunia sangat besar yakni 4 ribu ton pertahun. Quota Indonesia 300
ton/pertahun baru dapat dipenuhi 10% inipun lebih banyak didapatkan dengan cara
ilegal dan ini berasal dari Gaharu alam. Temuan rekayasa produksi kayu gaharu
memberi peluang yang sangat besar bagi petani di Indonesia. dan keuntungan
lainnya Mempertimbangkan nilai jual Gaharu, patut diupayakan peningkatan
peranan Gaharu sebagai komunitas andalan altematif untuk penyumbang devisa dari
sektor kehutanan selain dad produk hasil hutan kayu.
Selain itu hasil gaharu ini
merupakan komoditas Ekspor di negara-negara Asia Timur dan Timur Tengah dalam
hal ini maka dengan meningkatkan produksi gaharu berarti akan dapat
meningkatkan daya saing bangsa. Dampak lain adalah peningkatan kesejahteraan
rakyat dan kelestarian sumber daya hutan dan lahan.
Di beberapa kabupaten khususnya di
Kalimantan barat kita sudah menjalin kemitraan dengan para petani,sejak enam
bulan yang lalu di pastikan sudah mencapai 30 ribu yang tertanam,kita terus
membangun kemitraan dengan petani maupun investor dengan target 1 juta pohon
dengan jangka waktu 3 tahun,apabila program ini berhasil di pastikan Kalimantan
barat menjadi pintu gerbang gaharu di Indonesia,” ungkap Yayan yanuri manager
PT.SBS(Sinergi Bumi Sentosa)area Kalbar , usai sosilisasi budidaya gaharu di
tebas belum lama ini.
Ketika ditanya, Bagaimana kecocokan karakteristik tanah
kalbar untuk budi daya gaharu ?Yayan mengatakan, kondisi tanah
Kalbar layak untuk tanaman gaharu,dimana
pertumbuhannya cocok,ini terbukti program pemerintah Gerhan sebelumnya banyak
yang di Tanami masyarakat tanpa di pupuk juga bisa hidup dengan baik, selain
itu tanaman ini bisa di tumpang sarikan dengan tanaman yang lain,artinya tanah
di kalbar cocok untuk di budidayakan ,”jelasnnya.kuncinya asal jangan di tanami
di areal yang tergenang air 24 jam.
Kemitraan yang di tawarkan PT.SBS Gaharu yakni
dengan pembinaan yang berkelanjutan mulai
dari tanam sampai panen ,hanya peluang ini belum sepenuhnya di manfaatkan
petani karena kurangnya sosialisasi sehingga boleh di katakan ,indonesia masih
ketinggalan dengan negara tetangga.untuk itu kita hadir di Kalbar
memberikan solusi pembiayaan inokulasi dengan mengajak petani
dengan pola kemitraan,dengan sistem bagi hasil,dengan perincian 65 persen
untuk petani 35 persen untuk pihak perusahaan .
Dimana, masyarakat hanya
berkewajiban menanam dan merawat di lokasi milik petani sesuai kemampuan petani
atau investor untuk memenuhi kebutuhan biaya pengadaan paket bibit yang telah
di sediakan pihak perusahaan dengan garansi 3 bulan untuk kematian bibit dan
diantar ketempat serta di dukung pembinaan yang intensif,selain itu penjaminan
inokulasi pada usia 3 tahun dengan diameter batang 10-15 cm kemudian tenaga sampai pembelian panen di jamin oleh
pihak perusahaan.MOUnya di kuatkan denan legalitas hukum sertifikat dan
aktenotaris sehingga di anggap
menguntungkan petani ,”ungkap Yayan Yanuri usai sosilisasi budidaya gaharu di Tebas,Kabupaten
Sambas belum lama ini.
Analisa biaya dan keuntungan dari
budidaya pohon penghasil gaharu, pada luasan tanah 1 hektar dengan jarak tanam
3 X 3 dapat di Tanami 1200 batang. Di panen
pada usia 5-6 tahun perusahaan masih menjamin harga terburuk atau gagal panen
masih di hargai 2 -5 juta perpohon.nah tidak usah muluk-muluk kalau di kalkulasikan angka terendah yakni 2
juta di kalikan 1200 batang masih 2,4 milyar asumsinya kalaupun gagal
,kemedangan,daun ranting dan abu gergaji masih di beli perusahaan.untuk
itu mitra tidak perlu khawatir ,”jelasnnya.
Logikanya karena ini sistim bagi
hasil ,yang jelas pihaknya akan bekerja fropesional,karena semakin tinggi hasil
tentunya semakin besar bagi hasilnya dengan petani karena memang faksin
penyuntikan yang kita gunakan bukan lagi coba-coba,” ajak Yayan meyakinkan.
Kesimpulannya ,kita investasi dari
budidaya gaharu diatas areal satu hektar dengan biaya sekitar 45 jutaan bisa
mendatangkan milyaran rupiah dengan jangka waktu 5-6 tahun kedepan,”
ringkasnnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar